Sunday, November 11, 2012

Kerinduan


Masih tentang penantian. Masih seperti bumi yang menengadah. Mendung masih bergelayut, enggan menurunkan anaknya satu per satu. Aku seperti bumi itu. Kita sama-sama menanti. Dan kaulah mendungnya.
Ketika mendung itu akhirnya turun, kau pun datang. Ah, kau memang seperti buliran air yang diturunkan mendung itu. Kau sanggup menyirami kuncup yang mungkin sebentar lagi layu bila kau tak kunjung datang. 
Akhirnya, di sinilah kita sekarang. Dalam dekapan bulir-bulir air yang diturunkan mendung tadi. Semakin lama ia semakin banyak. Seiring itu pula kehadiranmu makin menghangatkanku. Dan mulailah kita pada bagian inti. Aku mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya membuat pertemuan kali ini terasa panjang. Kau bercerita. Aku mendengarkan dan bertanya lagi. Begitulah seterusnya sampai aku akan bosan sendiri. Namun rasanya tak akan. Karena inilah bagian favoritku.
Percayalah satu hal, aku tak begitu suka ceritamu. Ini semua tentang kerinduan. Aku hanya mengulur waktu saja agar rindu ini menemukan jalannya. Hanya ini yang bisa membuat bertahan dalam kedinginan. Hanya dengan bercerita. Aku bisa menahanmu sangat lama hingga rindu ini terbayar. Karena percayalah, rindu ini hanya seharga perjumpaan yang lama. Bukan hanya pelukan singkat dan kata-kata "Aku merindukanmu" saja.