Kita jarang membedakan putih dan bening,bukan? Maka ketika
aku berkunjung ke rumah temanku, aku memintanya membawakan air putih. Namun dia
justru tertawa.
“Wah, aku tak punya susu atau semacamnya.” katanya
Aku bingung namun pura-pura tertawa.
“Air bening saja ya?” lanjutnya yang kujawab dengan sebuah
anggukan.
Selang semenit kemudian dia kembali membawa gelas berisi air
yang penuh. Itulah air yang kusebut berwarna putih tadi.
“Jadi kau menyebut ini bening?” tanyaku mengamati gelas itu.
“Tentu. Dan ini yang kau sebut putih?”
Aku tertawa sekarang. Bukan kepura-puraan seperti tadi.
“Tapi apakah bening adalah warna juga?”
“Uhm, aku bukan ahli warna. Aku tidak tahu. Tapi kita jelas
harus bias membedakan antara putih dan bening. Orang-orang bilang suci itu
putih. Padahal, bening adalah kesucian itu sendiri. Tanpa noda sedikitpun. Dan
kau tahu kan ,
bening dan putih itu jelas berbeda.”
Aku tersenyum mendengar penjelasannya. Kutempelkan jemariku
pada gelas itu, membwanya mendekat. Kucermati bahwa bening dan putih benar-benar
berbeda. Kutenggak perlahan-lahan, air itu mengalir cepat menyucikan
jalan-jalan yang ia lalui untuk berlabuh.
No comments:
Post a Comment