"Bila aku jatuh cinta
Aku mendengar nyanyian
1000 dewa dewi cinta
Menggema dunia"
Aku mendengar nyanyian
1000 dewa dewi cinta
Menggema dunia"
Aku mendengar lagu itu. Merdu. Merdu sekali untuk
perpustakaan yang harusnya tenang ini. Aku menghentikan aktivitas membacaku
untuk membacaku untuk mencari siapa yang memutar lagu ini. Namun tiba-tiba
teman disebelahku berkata:
“Kau bernyanyi?” katanya tanpa beralih dari buku yang ia
baca.
Aku tidak mengerti pertanyaannya. Aku? Bernyanyi? Aku saja
kaget mendengar lagu itu.
"Bila aku jatuh cinta
Aku melihat matahari
Kan datang padaku
Dan memelukku dengan sayang"
Aku melihat matahari
Kan datang padaku
Dan memelukku dengan sayang"
“Tuh, kau bernyanyi lagi.” Katanya, masih belum beralih dari
buku yang ia baca. Aku melihat sekeliling dan mereka tampak sedang melihatku
juga. Benarkah aku sendiri yang menyanyikan lagu itu? Entahlah.
"Bila aku jatuh cinta
Aku melihat sang bulan"
Aku melihat sang bulan"
Aku mendengarnya lagi. Dan kusadari bahwa sumber suara itu
dari aku sendiri. Aku tertawa menyadarinya. Dan teman disebelahku ikut tertawa.
“Sekarang kau sudah sadar?”
Aku mengangguk dan tertawa lagi. Setelah itu, bukannya
berhenti aku justru menyanyikannya lagi. Kali ini lebih lirih.
Berhari-hari setelahnya, kutemukan diriku sering menyanyikan
lagu itu. Ini aneh karena aku bukan penggemar Nidji, band pemilik lagu ini. Dan
temanku yang satu itu selalu memergokiku sedang bernyanyi lagu ini dengan seriusnya.
Dia selalu tersenyum melihatku. Lalu kutemukan lagi fakta yang lebih membuatku
kaget. Ternyata aku hanya menyanyikan lagu ini jika aku sedang bersama temanku
itu. Ya, dia yang duduk disebelahku saat aku pertama kali menyanyikan lagu ini
di perpustakaan.
Awalnya, aku sempat menyangkal fakta ini. Namun kemudian aku
benar-benar harus mengakuinya. Saat itu aku tengah di bis untuk pulang. Perjalanan
dari sekolah ke rumah cukup jauh. Bis penuh seperti biasa. Ini hal yang lumrah
untuk jam-jam pulang sekolah. Di tengah perjalanan, aku menyanyikan lagu itu
lagi. Seketika aku menoleh ke sekelilingku. Tidak ada dia. Aku mulai berpikir
bahwa aku memang bernyanyi bukan karena dia. Namun bus berhenti, menaikkan
seorang penumpang. Aku masih tetap
bernyanyi namun segera terhenti begitu bus berjalan kembali. Tak kusangka
penumpang yang naik tadi adalah temanku itu. Dia lalu berdiri di sampingku dan
tersenyum seperti ketika ia memergokiku sedang menyanyikan lagu itu.
“Kau ini sedang jatuh cinta ya?” tanyanya. Rupanya dia
mendengarku tadi. Astaga.
“Mungkin.” Jawabku, lalu kita sama-sama tersenyum. Dan aku melanjutkan lagu itu lagi.
Bila aku jatuh cinta jatuh cinta.. bersama dirimu.
No comments:
Post a Comment